TUGAS FISIKA INTI
HAMBURAN
RUTHERFORD
Kelompok :
6 (Enam)
Nama :
Tiara Veronica (A1E014013)
Mahilda Wiwit H (A1E014015)
Mika Dwi Permata (A1E014025)
Silvia Anggri Wijaya (A1E014031)
Hanis Destrini (A1E014067)
Hari,tanggal :
Jumat, 3 Maret 2017
Dosen Pengampu :
Eko
Risdianto, S.Si, M.Cs
UNIVERSITAS
BENGKULU
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
2017
HAMBURAN
RUTHERFORD
A.
Percobaan Rutherford
Pada tahun 1911, Ertnest Rutherford bersama dua
orang asistennya melakukan suatu percobaan untuk menguji teori atom JJ.Thomson,
yang menyatakan bahwa :
Elektron tersebar merata pada atom, seperti halnya
kimsis pada roti, dan massa atom tersebar merata diseluruh isi atom.
Rutherford melakukan percobaan dengan menggunakan
beberapa kompenen, seperti Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1 Percobaan Rutherford
1.
Kotak Timbal
yang didalamnya terdapat pemancar partikel alpha
2.
Slit atau celah
yang terbuat dari pelat timbal.
3.
Pelat Tipis yang
terbuat dari emas
4.
Layar Berpendar
berfungsi sebagai dektetor, yang dilapisi oleh zat ZnS (Seng Sulfida)
Di dalam kotak timbal,
terdapat unsur radioaktif radium yang menghasilkan unsur radon dan partikel
alpha. Partikel alpha digunakan karena sifatnya yang sama atau setara dengan
atom He yang bermuatan (+2) dan bermassa 4 sma (2 proton dan 2 neutron). Jika
partikel yang digunakan bermuatan negatif misalnya partikel beta atau elektron,
maka elektron akan bergabung dengan e- lain dan diteruskan sinarnya.
Selanjutnya terdapat
sebuah celah yang disebut dengan slit. Celah ini dipasang dengan tujuan untuk
menyaring arah pergerakan partikel alpha, agar tetap lurus (tidak konvergen
maupun tidak divergen). Celah tersebut dibuat dari bahan timbal. Bahan timbal
digunakan karena partikel alpha yang daya tembusnya paling kecil, tidak bisa
menembus timbal dan sifat timbal yang menahan radiasi.
Pelat emas digunakan
karena sifatnya yang sulit teroksidasi, mudah dibentuk, dan tersusun atas kristal
ccp (cubic close packed). Jika logam yang digunakan bersifat mudah teroksidasi,
maka yang tertembak adalah oksidanya bukan atomnya.
Layar atau detektor,
dilapisi ZnS yang berfungsi untuk menangkap radiasi dan mengubahnya menjadi
energi lain (listrik).
Partikel alpha yang
dihasilkan unsur radio aktif Radium ditembakkan dengan kecepatan 2x107
m/s. Partikel alpha yang memiliki daya
tembus yang paling kecil dibandingkan dengan partikel Beta dan Gamma tidak bisa
menembus timbal. Karena terdapat celah, partikel alpha tetap bergerak lurus
melewati celah dan menumbuk lempeng emas.
Gambar 1.2 Model
atom Thomson dan Rutherford
Jika teori atau model
atom Thomson benar, maka seluruh partikel alpha akan diteruskan. Akan tetapi hasil
yang muncul dari percobaan Rutherford meskipun terdapat banyak partikel yang
diteruskan, ada sebagian kecil partikel dibelokkan dan dipantulkan.
Gambar 1.3
Percobaan Rutherford menembakkan sinar alfa pada lempengan emas tipis
Hasil ini kemudiam
membawa Rutherford menuju 3 kesimpulan :
1. Sebagian besar
partikel alpha menembus lempeng emas tanpa dibelokkan, karena melewati ruang
kosong. Sehingga ia berasumsi bahwa jarak antara inti atom dan elektron
sangatlah jauh jiak dibandingkan dengan ukuran elektron dan inti atom.
2. Sedikit sekali partikel
alpha yang dipantulkan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa partikel alpha (+2)
menumbuk inti atom yang bermuatan positif.
3. Sebagian kecil
partikel alpha dibelokkan. Peristiwa ini menunjukkan bahwa muatan inti atom
sejenis dengan partikel alpha (+2), ketika partikel alpha lewat didekat ini
atom, partikel akan dibelokkan oleh gaya tolak-menolak muatan listrik yang
sejenis.
Meskipun model
Rutherford telah mampu menjelaskan struktur atom yang rumit dengan baik dan
mudah dipahami serta menjelaskan bentuk lintasan elektron, akan tetapi model
ini masih memiliki kekurangan :
1.
Tidak bisa menjelaskan
dimana letak elektron dan cara rotasinya
2.
Tidak dapat
menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen
3.
Tidak dapat
menjelaskan elektron tidak jatuh ke inti atom
B.
Energi Kinetik Partikel Alpha
Kita gunakan persamaan hukum kekekalan peluruhan
yaitu energi sebelum reaksi= energi setelah reaksi.
Untuk partikel α,
karena ia terbentuk dari penguraian unsur Radium (Ra), maka,
Dimana Q adalah energi reaksi dalam satuan massa
atom (u) yang ditentukan dengan,
Selanjutnya, energi kinetik partikel α dihitung dengan persamaan
C.
Menghitung Jari-Jari Inti Atom
Energi partikel alpha yang bergerak dengan
kecepatan v pada mulanya adalah energi kinetik.
Ketika alpha bergerak mendekati inti, energi
kinetik terus berkurang hingga mencapai nilai minimum.
Ketika partikel alpha berada pada jarak yang
sangat dekat dengan inti, atau ketika partikel alpha menumbuk lempeng emas,
semua energi kinetik minimum, dan energi potential menjadi maksimum. Untuk
menghitung besar jari-jari inti atom, digunakan persamaan:
Dimana, muatan alpha
= 2e, muatan Au = Ze (Z=79) dan Ek=4,78 MeV.
Sehingga :
Jadi,
jari-jari inti atom adalah 4,66 x 10^-14m
D.
Hubungan Antara Parameter Dampak dan Sudut Hamburan
Gambar
1.4 Hubungan antara b dan θ
Sudut hambur θ berhubungan dengan impact parameter b; partikel α yang datang dengan impact parameter b akan terhambur
ke arah θ:
Ø Partikel α yang datang dengan impact parameter lebih besar
(jauh dari inti Au, interaksi lebih lemah) akan terhambur ke sudut yang lebih
kecil.
Ø Parameter dampak (b) merupakan jarak minimum
partikel alpha tersebut yang mendekati inti bila tidak terdapat gaya diantar
partikel alpha dan inti atom.
Sudut hamburan ( q ) merupakan sudut antara arah pendekatan
asimtotik (kurva distribusi normal yang tidak akan menyentuh absisnya) partikel
alpha dan arah peninggalan asimtotik partikel itu. Persamaan hubungan antara
Sudut hamburan θ dengan parameter
dampak b :
E.
Hubungan Antara Jumlah Partikel dan Sudut Hamburan
Gambar
1.5 Grafik hubungan antara jumlah partikel dan sudut hamburan
Berdasarkan grafik diatas, dapat kita
ketahui bahwa apabila semakin besar sudut hamburan makan jumlah partikel yang
terbentuk akan semakin sedit. Sehingg hubungan antara jumlah partikel dan sudut
hamburan dapat kita katakan berbanding terbalik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar